
pexels
Bekerja di lingkungan lepas pantai, seperti platform minyak dan gas, merupakan tantangan besar yang penuh risiko. Cuaca ekstrem, jarak dari daratan, serta penggunaan alat berat dan bahan berbahaya membuat prosedur keselamatan kerja lepas pantai menjadi hal yang sangat vital.

Pentingnya Prosedur Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Lingkungan kerja lepas pantai sangat berbeda dengan daratan. Risiko kecelakaan seperti kebakaran, ledakan, tumpahan minyak, hingga cuaca buruk selalu mengintai setiap saat. Oleh karena itu, setiap pekerja wajib memahami dan menerapkan prosedur keselamatan kerja yang telah ditetapkan agar operasional berjalan lancar dan keselamatan jiwa tetap terjaga.
Pelatihan Keselamatan Kerja yang Wajib Dijalani
- Basic Offshore Safety Induction and Emergency Training (BOSIET)
Setiap pekerja baru harus mengikuti pelatihan BOSIET yang mencakup pengenalan keselamatan dasar, penggunaan alat pelindung diri (APD), prosedur evakuasi, pemadaman kebakaran, hingga teknik bertahan hidup di laut.
- Helicopter Underwater Escape Training (HUET)
Karena transportasi ke platform sering menggunakan helikopter, pelatihan HUET sangat penting untuk mempersiapkan pekerja menghadapi situasi darurat di bawah air.
- Pelatihan Khusus dan Berkala
Pelatihan tidak hanya dilakukan sekali, tetapi secara berkala untuk memastikan seluruh pekerja selalu siap menghadapi risiko baru dan perkembangan teknologi keselamatan terbaru.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang Tepat
APD adalah garis pertahanan pertama terhadap bahaya di lingkungan lepas pantai. Jenis APD yang wajib digunakan antara lain:
- Helm pelindung untuk mencegah cedera kepala
- Kacamata dan pelindung wajah untuk menghindari percikan bahan kimia atau serpihan benda
- Sarung tangan sesuai jenis pekerjaan
- Sepatu safety dengan pelindung baja
- Baju tahan api untuk perlindungan dari risiko kebakaran
- Harness keselamatan untuk pekerjaan di ketinggian
Penggunaan APD harus sebagai wujud pelaksanaan prosedur keselamatan kerja lepas pantai disertai dengan inspeksi rutin agar tetap layak pakai dan efektif melindungi pekerja.
Evaluasi Risiko dan Perencanaan Keselamatan
Sebelum memulai proyek, dilakukan evaluasi risiko menyeluruh untuk mengidentifikasi potensi bahaya. Hasil evaluasi digunakan untuk menyusun rencana mitigasi, seperti penempatan alat pemadam kebakaran, jalur evakuasi, hingga prosedur penanganan bahan kimia berbahaya.
Pemeliharaan dan Pemeriksaan Rutin Peralatan
Semua peralatan, baik alat kerja maupun alat keselamatan, harus diperiksa secara berkala. Pemeriksaan ini meliputi:
- Cek fungsi alat berat dan mesin
- Perawatan alat pemadam kebakaran
- Penggantian APD yang rusak atau kadaluarsa
- Pemeriksaan alat evakuasi dan alat komunikasi darurat
Pemeliharaan rutin mencegah terjadinya kecelakaan akibat alat yang tidak berfungsi dengan baik.
Prosedur Tanggap Darurat dan Evakuasi
Setiap platform lepas pantai wajib memiliki prosedur tanggap darurat yang jelas dan mudah dipahami. Prosedur ini meliputi:
- Jalur dan titik kumpul evakuasi
- Simulasi evakuasi secara rutin
- Ketersediaan alat penyelamat seperti sekoci, pelampung, dan alat komunikasi darurat
- Penunjukan petugas keselamatan yang bertanggung jawab saat keadaan darurat.
Simulasi dan latihan rutin memastikan seluruh pekerja dapat bertindak cepat dan tepat saat terjadi insiden.
Budaya Keselamatan dan Komunikasi Efektif
Keselamatan kerja bukan hanya soal prosedur, tetapi juga budaya. Setiap pekerja harus merasa bertanggung jawab terhadap keselamatan diri sendiri dan rekan kerja. Komunikasi terbuka, pelaporan potensi bahaya tanpa takut sanksi, serta pertemuan rutin membahas isu keselamatan sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Perlindungan Kesehatan dan Kesejahteraan Pekerja
Selain keselamatan fisik, kesehatan dan kesejahteraan mental pekerja juga harus diperhatikan. Fasilitas medis di lokasi, pemeriksaan kesehatan rutin, serta dukungan psikologis bagi pekerja yang mengalami stres akibat isolasi di laut merupakan bagian dari prosedur keselamatan kerja lepas pantai.
Penyesuaian Operasi dengan Kondisi Cuaca
Cuaca buruk adalah salah satu risiko terbesar di lepas pantai. Oleh karena itu, pemantauan cuaca secara berkala dan penyesuaian jadwal kerja sangat penting. Operasi harus dihentikan jika kondisi cuaca membahayakan keselamatan pekerja dan peralatan.
Kesimpulan
Prosedur keselamatan kerja lepas pantai adalah sistem terpadu yang mencakup pelatihan, penggunaan APD, evaluasi risiko, pemeliharaan peralatan, tanggap darurat, serta pembentukan budaya kerja yang aman. Dengan menerapkan prosedur ini secara konsisten, risiko kecelakaan dapat diminimalkan dan keselamatan seluruh pekerja tetap terjaga, sehingga operasional lepas pantai berjalan lancar dan produktif.