
istock.com
Tujuan keamanan pangan merupakan elemen mendasar dalam sistem pangan global. Fungsinya tidak hanya terbatas pada perlindungan kesehatan masyarakat, tetapi juga berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi, keberlanjutan sosial, serta kelestarian nilai budaya suatu bangsa.
Konsep ini mencakup berbagai upaya untuk memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi telah memenuhi standar keamanan, higienis, bermutu, bergizi, dan sesuai dengan nilai-nilai agama, keyakinan, serta budaya lokal. Dengan demikian, keamanan pangan bukan hanya soal teknis, tetapi juga menyangkut aspek etika dan keberterimaan sosial dalam masyarakat.

Tujuan Keamanan Pangan
Keamanan pangan merupakan aspek krusial yang dimulai dari seluruh rantai pasok, mulai dari produksi, pengolahan, hingga penyajian. Setiap tahapan harus menerapkan prinsip kehigienisan dan pencegahan risiko untuk memastikan makanan layak konsumsi. Berikut adalah tujuan utama keamanan pangan yang wajib dipahami oleh semua pihak:
1. Mencegah Kontaminasi Fisik
Kontaminasi fisik terjadi saat benda asing seperti serpihan plastik, logam, pecahan kaca, rambut, hingga serangga masuk ke dalam produk pangan. Situasi ini bisa timbul selama proses produksi, pengemasan, distribusi, atau penyajian.
Upaya pencegahan dilakukan melalui penggunaan peralatan yang bersih, pelatihan karyawan, dan pemantauan rutin. Menurut BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), salah satu cara mengendalikan risiko kontaminasi fisik adalah dengan menerapkan prinsip Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), sistem berbasis ilmiah yang dirancang untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan bahaya pangan secara sistematis.
2. Mencegah Kontaminasi Biologis
Ini jadi tujuan keamanan pangan berikutnya. Kontaminasi biologis disebabkan oleh mikroorganisme patogen seperti Salmonella, E. coli, Listeria monocytogenes, dan virus seperti Norovirus. Kontaminan ini dapat memicu keracunan makanan dan penyakit serius lainnya.
Pencegahan dilakukan melalui praktik sanitasi yang baik, penyimpanan pada suhu yang sesuai, dan pengolahan makanan dengan benar. WHO mencatat sekitar 600 juta orang mengalami sakit setiap tahun akibat konsumsi makanan terkontaminasi biologis. Karena itu, keamanan pangan menjadi tanggung jawab bersama antara produsen, pemerintah, dan konsumen.
3. Mencegah Kontaminasi Kimia
Tujuan berikutnya adalah mencegah kontaminasi kimia yang berasal dari residu pestisida, logam berat seperti merkuri dan arsenik, serta zat aditif berlebihan dari kemasan yang tidak aman. Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia ini dapat menyebabkan gangguan hormon, kerusakan organ vital, hingga kanker.
BPOM menetapkan Batas Maksimum Residu (BMR) pestisida dan melakukan pengawasan ketat terhadap produk pangan yang beredar guna melindungi konsumen dari paparan bahan berbahaya tersebut.
4. Mengurangi Risiko Penyakit
Mengurasi risiko penyakit merupakan tujuan keamanan pangan lainnya. Keamanan pangan berkaitan langsung dengan kesehatan masyarakat. Makanan yang tidak aman berpotensi menjadi media penyebaran penyakit, terutama di wilayah dengan sanitasi rendah. Melalui pencegahan kontaminasi fisik, biologis, dan kimia, risiko penyakit seperti diare, tifoid, hepatitis A, serta gangguan sistem saraf dapat ditekan secara signifikan.
5. Menaati Regulasi dan Meningkatkan Kepercayaan Konsumen
Kepatuhan terhadap standar keamanan pangan memiliki nilai penting dari sisi hukum dan reputasi. Di Indonesia, BPOM dan Kementerian Pertanian bertanggung jawab menetapkan serta mengawasi standar seperti SNI, HACCP, dan ISO 22000.
Penerapan standar ini bukan hanya untuk menghindari sanksi, tetapi juga membangun kepercayaan konsumen, memperkuat citra merek, dan meningkatkan daya saing produk di pasar nasional maupun global.
Kesimpulan
Saat konsumen merasa yakin terhadap keamanan makanan yang mereka konsumsi, kepercayaan terhadap produsen dan merek pun meningkat. Loyalitas pelanggan terbentuk bukan hanya dari rasa dan harga, melainkan dari jaminan keamanan yang konsisten.
Keamanan pangan adalah tanggung jawab kolektif yang memerlukan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan, yakni petani, produsen, pengelola distribusi, hingga konsumen. Dengan menerapkan sistem keamanan yang ketat dan konsisten, tidak hanya kesehatan masyarakat yang terlindungi, tetapi juga tercipta sistem pangan yang adil, berkelanjutan, dan terpercaya.
Mari mulai dari langkah kecil untuk mendukung pangan yang lebih aman dan alami demi kehidupan yang lebih sehat dan berkualitas. Dengan begitu tujuan keamanan pangan dapat tercapai.